Jumat, 11 Oktober 2013

Cara Polisi Melacak Pelaku Kejahatan ( Rahasia Kinerja Intelejen)

 




Intelejen adalah petugas-petugas khusus yang terkait kepolisian yang bertugas untuk negara. Biasanya intelejen bertugas untuk memata-matai atau melacak target. Targetnya seperti aktivitas negara lain, aktivitas pelaku kriminal dll.
Saat ini, saya akan khusus mengungkapkan kinerja intelejen terkini yang biasanya digunakan untuk melacak keberadaan, memata-matai aktivitas dan menangkap target dari pelaku kriminal.
Intelejen harus menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk melancarkan aksinya seperti dengan bank, operator selular, internet service provider dll. Dengan surat tugas resmi yang intelejen bawa, intelejen berhak untuk meminta beragam informasi terkait target dari pihak-pihak tersebut.
Pada dasarnya, informasi-informasi tersebut adalah privasi yang tidak boleh diberikan kepada siapapun kecuali dalam kondisi ada permintaan dari pihak-pihak berwenang seperti kepolisian.
Saya contohkan cara intelejen beraksi. Ada seorang pelaku kriminal yang sedang diincar oleh kepolisian karena termasuk daftar pencarian orang. Dia adalah seorang penipu yang biasa melakukan transaksi penipuan jual beli handphone di internet.
Dia mempromosikannya di salah satu website periklanan besar di Indonesia. Banyak korbannya adalah orang-orang kaya yang banyak uangnya. Korban-korbannya melaporkan masalah penipuan tersebut ke kepolisian bahkan mereka memberikan sumbangan dana ke kepolisian yang otomatis membangkitkan semangat kepolisian untuk segera menangkap pelaku penipuan tersebut.
Intelejen kepolisian memulai langkah pelacakan pertamanya dengan cara menghubungi pihak website periklanan online yang digunakan pelaku dan meminta ip adress yang digunakan pelaku yang pasti tercatat oleh server milik website periklanan online tersebut.
Ternyata pelaku cukup berpengalaman dan menyamarkan ip adress yang ia gunakan menggunakan aplikasi khusus berbayar dari luar negeri. Ip adress aslinya seharusnya di Indonesia tapi ip adress yang tercatat ternyata malah di Inggris karena penyamaran tersebut.
Namun pelaku tersebut lengah karena ia tidak menyadari bahwa penyamaran ip adress itu tetaplah tak menghalangi kinerja intelejen karena penyamaran itu hanya berhasil menyamarkan external ip address tapi internal ip adress tetap tak berubah.
External ip adress adalah ip adress layanan koneksi internet yang digunakan oleh pelaku. Sedangkan internal ip adress adalah ip adress perangkat yang digunakan oleh pelaku bisa notebook, netbook, smartphone ataupun tablet.
Pelaku ternyata menggunakan tablet untuk melakukan aktivitas penipuannya. Intelejen mengetahui hal ini dari internal ip address yang didapatkan bahkan intelejen mengetahui persis merk juga tipe tablet yang digunakan pelaku. Hal ini disebabkan negara mempunyai data seluruh internal ip adress perangkat yang beredar secara resmi di Indonesia. Intelejen pun berhasil mendapatkan informasi di mana tablet itu dulunya dijual dan dibeli oleh siapa.
Namun dengan perkembangan ini, intelejen belum berhasil mendapatkan hasil akurat pelacakan sehingga intelejen pun melakukan langkah berikutnya yaitu menghubungi seluruh operator seluler atau internet service provider yang ada di Indonesia lalu menanyakan apakah ada internal ip address tersebut terdaftar sebagai pelanggan layanan mereka. Seluruh operator selular maupun internet service provider mempunyai data lengkap internal ip adress seluruh perangkat yang digunakan oleh para pelanggannya.
Intelejen berhasil mendapatkan informasi akurat bahwa ternyata pelaku menggunakan layanan data internet dari salah satu operator selular dan intelejen pun mendapatkan nomor seluler yang digunakan oleh pelaku.
Dengan bantuan operator seluler, intelejen bisa mengetahui dimana keberadaan pelaku. Lokasi bisa didapatkan secara akurat bila pelaku mengaktifkan fitur teknologi gps di tabletnya. Ternyata pelaku cukup pintar karena gps dimatikan olehnya. Akhirnya yang bisa diketahui hanya lokasi pelaku berdasarkan bts terdekat dengan pelaku.
Gps adalah alat yang tertanam di perangkat canggih terkini yang bisa menentukan lokasi perangkat dengan tepat. Bts adalah menara-menara pemancar sinyal seluler yang terhubung ke seluruh perangkat yang digunakan para pelanggan yang berada di dalam jangkauan area menara-menara tersebut.
Intelejen masih sulit nendapatkan lokasi akurat pelaku karena temuannya hanya berdasarkan bts bukan gps namun pelaku tetap mendapatkan lokasi area di daerah mana pelaku berada. Karena hal ini, intelejen harus melakukan langkah selanjutnya yaitu mencatat rekening bank yang digunakan oleh pelaku dan datang ke bank untuk mendapatkan informasi terkait pelaku.
Pelaku cukup berpengalaman dan pintar karena menggunakan rekening yang didaftarkan orang lain dengan ktp palsu sehingga data-data yang ada pun tidak akurat. Tapi ini tak masalah bagi pihak intelejen karena intelejen tetap bisa mendapatkan informasi lokasi-lokasi atm yang digunakan pelaku untuk transaksi juga rekaman cctv atm-atm tersebut untuk memastikan wajah pelaku. Cctv adalah kamera khusus yang ditaruh di tempat-tempat tertentu yang digunakan untuk aktivitas pengawasan termasuk di atm.
Pelaku ternyata menggunakan strategi yang unik yaitu tidak transaksi di atm bank yang dia gunakan langsung tapi dia menggunakan mesin atm milik bank lain yang bisa digunakan untuk transaksi menggunakan atm yang pelaku gunakan itu yang kebetulan sesama jaringan atm bersama. Karena sikap unik pelaku ini, intelejen beserta pihak bank yang digunakan pelaku harus meminta bantuan pihak bank lain yang memiliki mesin atm yang digunakan oleh pelaku untuk melihat rekaman cctv untuk memastikan wajah pelaku.
Setelah langkah ini, langkah selanjutnya adalah menggerakkan beberapa personil polisi untuk melakukan penyergapan dan penangkapan terhadap pelaku di atm tempat pelaku bertransaksi mengambil uang.
Pihak bank bisa dengan jelas memberikan informasi akurat lokasi mesin atm yang digunakan pelaku. Cara penyergapan sekaligus penangkapannya cukup sulit dan butuh kerja keras polisi.
Pihak bank bersama kepolisian mempelajari kebiasaan pelaku dalam bertransaksi yakni apakah pelaku biasanya langsung mengambil uang setelah ada pemasukan atau tidak. Ternyata pelaku seringkali langsung mengambil uang setelah ada pemasukan.
Pihak bank bersama kepolisian dalam satu hari memperhatikan aktivitas rekening bank pelaku khususnya dalam hal pemasukan. Pada saat ada pemasukan uang ke rekening tersebut, pihak bank bersama pelaku langsung konsen memperhatikan dimana lokasi atm yang digunakan transaksi mengambil uang oleh pelaku.
Setelah mendapatkan lokasinya, polisi yang sedang di bank menghubungi kantor polisi terdekat dari lokasi pelaku sambil langsung memberikan data-data khususnya wajah pelaku. Kemudian beberapa polisi dari kantor polisi terdekat itu pun bergerak cepat ke atm yang dituju untuk melakukan penyergapan dan penangkapan.
Proses koordinasi dari saat lokasi atm didapatkan hingga beberapa polisi sampai di ATM paling cepatnya adalah sekitar 15 menit tergantung jarak antara kantor polisi dengan atm yang dituju. Sebagai catatan, di setiap kantor polisi, ada polisi-polisi yang selalu siaga 24 jam penuh untuk siap bergerak kapanpun dibutuhkan di kala ada koordinasi.
Beberapa kali upaya penyergapan sekaligus penangkapan gagal karena waktunya tak terkejar karena pelaku keburu pergi dari lokasi sebelum polisi-polisi sampai di lokasi. Namun akhirnya pelaku berhasil ditangkap karena pada saat itu pelaku terlalu lama di atm karena banyak uang yang diambilnya.
Ini adalah salah satu contoh kinerja intelejen kepolisian di Indonesia dalam mengintai pelaku kriminal. Sebagai catatan saja, pelaku kriminal yang menggunakan perangkat dengan layanan operator seluler walaupun gps-nya dimatikan, intelejen kepolisian dengan mudah bisa mendapatkan lokasinya sekaligus menangkapnya kalau pelaku sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan seperti mall karena di setiap mall ada bts khusus milik operator selular yang langsung menaungi pemancaran sinyal khusus untuk mall tersebut sehingga intelejen bisa memastikan bahwa target sedang berada di mall tersebut. Bila sudah mengetahui wajah target, polisi-polisi tinggal menunggu target di pintu-pintu keluar mall untuk menyergap serta menangkap pelaku.
Kesimpulannya, di tengah-tengah perkembangan teknologi canggih saat ini, asalkan intelejen maupun kepolisian serius serta optimal untuk melacak juga menangkap pelaku kriminal manapun, sesungguhnya sangat mudah dan cepat untuk mendapatkan targetnya. Tulisan ini saya buat dan muat untuk menjadi tambahan wawasan untuk seluruh pembaca.
Bila ada pertanyaan terkait tulisan ini, Anda bisa invite BBM saya di pin 313194C4 atau follow Twitter saya di @AdityaNandiasa. Atau bisa juga Anda komunikasikan dengan saya melalui fasilitas comment atau message yang disediakan oleh Kompasiana dengan berteman dulu dengan saya juga di Kompasiana. Salam hangat untuk seluruhnya.

sony-dsc-h300-hitam
KACAMATA KAMERA MATA-MATA

Sumber : Hankam.kompasiana.com

Tidak ada komentar: