Kamis, 25 Juli 2013

SENJA


image

Kelahiranku adalah ketika sang mentari akan meninggalkan peraduannya. Sore hari menjelang malam, karena itulah aku dinamakan Senja . Ini hanya sebuah kebetulan saja! Atau memang maksud Tuhan atas kehidupanku lewat alam! Entahlah, aku hanya bisa mensyukuri kehadiranku ini yang disambut dengan pergantian waktu.
Rahim ibuku hanya sebuah perantara pada kehidupan yang tak tentu arah dan tujuannya, hanya ada beberapa gambaran yang tersamarkan yang memang hanya aku sendirilah yang dapat menyatukan garis-garis kehidupan.
Aku hanya rajawali kecil yang merindukan nafas kebebasanku. Aku bukan merpati kecil yang dapat terbang dengan indah melintasi lekukan keindahan alam. Aku hanya ingin terbang melewati awan, puaskan keinginanku untuk merasakan belaiannya. Lewat suara hatiku yang diperdengarkan oleh Sang Penguasa.
Titian-titian perjalananku sungguh sangat memilukan. Aku terbuang dalam keterasingan dan terperosok pada kehampaan. Jari-jari kecilku tak sanggup menggenggam panasnya bara kehidupan yang tak tahu kapan akan datang kedamaian dan mimpi-mimpi indah yang menjadi nyata.
“Apa yang sedang engkau pikirkan anakku?”
“Ibu! Kenapa aku terlahir dalam ketiadaan? Serba kekurangan? Apakah aku ada hanya untuk itu! Ataukah aku hanya sebagai perantara suatu perubahan dari siang menuju malam, dari terang menuju gelap.” Untuk anak yang baru berumur 13 tahun memang sangat tidak manusiawi untuk menanggung beratnya fenomena kehidupan.
Kisah kehidupan seperti apa yang akan dijalani oleh Senja? Bagaimanakah idealisme dirinya mengalahkan pesimistis dari sebuah realistis jaman?
Novel ini diciptakan berdasarkan sebuah perjalanan hidup yang mengangkat peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari agar dapat lebih bermakna. Dalam berkreativitas, penulis mencoba membuat sebuah perjalanan hidup menjadi kisah yang menarik dalam fiksi dengan sudut pandang yang berbeda. Kekuasaan yang terpendam dari sebuah bahasa, dicoba untuk diangkat dengan tidak menekankan pada patriotiknya sebuah pengalaman saja tetapi mengeneralisir dusta dalam bahasa formal kearah bahasa sastra yaitu puisi. Dengan ditambahnya rentetan puisi yang diungkapkan dalam bahasa pengarang dapat menambah karakteristik dari novel ini yang bukan sebuah maha karya besar tetapi hanya sebuah kesederhanaan dari hasil karya.
Novel ini diberi judul Senja , sesuai dengan nama tokoh yang ditonjolkan dan juga dengan maksud bahwa dalam sebuah kehidupan, kita mencoba mendokumentasikan sebuah pengalaman berarti yang terjadi pada saat senja. Disini penulis mencoba memberikan wajah yang berbeda. Bahwa dari saat senja pun yang sebenarnya sangat banyak kisah-kisah perjalanan yang belum tereksploitasi dalam bentuk tulisan walaupun sebagian bentuk kisah pada novel ini tidak terbatas ruang dan waktu. Sekali lagi judul novel ini hanya untuk memberikan wajah yang berbeda dengan menampilkan sketsa puisi.
Puisi-puisi yang dibuat, mempunyai kekuatan pemaknaan dalam beberapa kondisi yang dialami penulis, karena penulis mencoba mendisain suatu bentuk pemaknaan tidak hanya kearah yang tragis saja. Penulis mencoba menyajikan kedalam bentuk lain seperti keceriaan, kekaguman, sebuah hasrat dan keinginan, petualangan dan lain-lain.

Judul : Senja
Penulis : Prasenja
Tebal : vi + 109
Harga : Rp 29.900,-

BERMINAT dapat menghubungi Leutikaprio

Jumat, 12 Juli 2013

Akibat Kurang Vitamin C


Vitamin C adalah nutrisi yang fungsinya cukup krusial bagi tubuh, karena vitamin C punya banyak manfaat kesehatan seperti meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah flu. Kurangnya vitamin C telah dikaitkan oleh berbagai penyakit dan masalah kesehatan.

Penyakit yang paling umum terjadi akibat kekurangan vitamin C adalah penyakit kudis yang terjadi karena tubuh kekurangan kolagen sebagai akibat rendahnya kadar vitamin C. Para peneliti juga telah mempelajari kaitan antara desifiensi vitamin C dengan masalah neurologis.

Penelitian tersebut dilakukan di Vanderbilt University Medical Center dan hasilnya dicatat dalam Journal of Neurochemistry edisi bulan Oktober 2012, seperti dilansir naturalnews, Selasa (18/12/2012).

Peneliti menggunakan pengujian terhadap tikus yang secara genetik telah direkayasa untuk menonaktifkan gen yang biasanya mengatur asupan vitamin C. Tikus-tikus tersebut dapat hidup sehat kembali setelah mendapat asupan vitamin C dengan asam askorbat (AA) secara ekstrenal.

Tetapi untuk keperluan studi ini, peneliti menciptakan periode dimana peneliti terlambat untuk memberikan AA pada tikus. Sebelum dan sesudah periode tersebut, peneliti mengambil sampel darah dan mengamati pola perilakunya. Pada awal berkurangnya AA dalam tubuh, tikus mengalami depresi dan dorongan perilaku yang kuat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung glukosa.

Setelah tikus benar-benar kehilangan AA untuk kedua kalinya, sampel darah tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa darah, kerusakan oksidatif lipid dan protein dalam korteks, dan penurunan metabolit dopamin dan serotonin di kedua korteks dan striatum otak. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan neurologis.

Masalah neurologis, fisiologis dan psikologis yang ekstrim akibat kekurangan vitamin C tersebut berangsur-angsur membaik setelah kebutuhan vitamin C terpenuhi dengan meningkatkan asupannya. Obat yang paling sederhana adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, lemon, limau, kubis, kembang kol, asparagus, brokoli dan lainnya.

Selain hal tersebut di atas, tubuh yang kekurangan vitamin C juga dapat ditandai oleh gejala sebagai berikut:

1. Kekurangan energi yang kronis, kelemahan dan depresi
Kekurangan vitamin C bahkan juga dapat mempengaruhi kekuatan tulang. Tingkat vitamin C yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis.

2. Pendarahan gusi, gigi tanggal, atau gingivitis
Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan kolagen yang diperlukan untuk membangun dan memelihara jaringan gigi dan gusi. Vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh untuk mensintesis kolagen.

3. Perubahan suasana hati
Orang yang kekurangan vitamin C, moodnya mudah sekali berubah-ubah, gampang emosi, dan mudah marah.

4. Kulit memar
Kulit yang mudah memar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, bisa menjadi indikasi kekurangan vitamin C. Lambatnya penyembuhan luka ringan secara alami oleh tubuh juga menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tubuh kurang memadai.

5. Nyeri sendi
Nyeri sendi atau tungkai yang kronis merupakan tanda-tanda kain yang mengindikasikan bahwa tubuh kekurangan vitamin C. Kadang-kadang penyakit kudis yang parah juga dapat menyebabkan pendarahan di dalam sendi dan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan.

6. Anemia
Anemia adalah tanda lain dari kemungkinan kekurangan vitamin C. Orang yang kekurangan vitamin C juga gampang jatuh sakit karena sistem kekebalan tubuhnya melemah.

Jumat, 05 Juli 2013

Kisah Kucing Kesayangan Nabi SAW & Keistimewaan Kucing Dalam Islam

 


Didalam perkembangan peradaban islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan gerak geliat perkembangan islam.

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong Mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Tak hanya nabi, istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.
Penghormatan Para Tokoh Islam Terhadap Kucing Pasca Wafatnya Nabi SAW.

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo dijelaskan pada masa dinasti mamluk, baybars al zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.
Pengaruh Kucing Dalam Seni Islam

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.
Kucing Yang Memberi Inspirasi Bagi Para Sufi

Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh Hijriyah bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.

Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.
Cerita Yang Dijadikan Sebagai Suri Tauladan

Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.

Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.

Tak lama kemudian, ia kaget begitu melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.
Hukum Membunuh Kucing

Tahukah anda bahwa Nabi Muhammad saw juga membela kucing?
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)

Dan dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar[1] dan Abu Hurairah.[2]
Adakah Manfaat Kucing Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan?

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini. Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.

Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir di barat dapat terselamatkan.
Kucing “Muqawwamah”: Kucing Palestina Yang Dipenjara di Sel Khusus Israel

Jika boleh iri, kaum muslimin mungkin harus iri kepada kucing Palestina. Pasalnya, ditengah ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestina yang kini sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, justru seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Kucing itu dinilai zionis-israel dapat membangkitkan perlawanan (muqawwamah).

Sebagaimana dikutip situs www.maannews.net, zionis-israel telah memenjarakan seekor kucing Palestina. Kucing ini dinilai menjadi penghubung di sel isolasi di kamp tahanan pejuang-pejuang Palestina di Negev. Menurut pejabat israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Peran itu dimainkan si kucing selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya ketahuan.

Penjaga penjara Negev lalu menjebloskan kucing itu ke dalam sel khusus. Nah, siapa bersedia menjenguk kucing yang pintar ini? Adakah kira-kira pengacara dermawan yang akan membelanya?