Tower BTS (Base Transceiver System)
sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET
(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi,
maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS
komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap
manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang
sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun
disekitarnya.
Tipe Tower jenis ini pada
umumnya ada 3 macam,
1) Tower 4
kaki
2) Tower 3 kaki
3) Tower 1 kaki
Tower 4 kaki
sangat jarang dijumpai roboh, karena
memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan
konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe
tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi
dan informatika yang bonafid. (Indosat, Telkom, Xl, dll).
Tower 3
kaki
Dibagi 2 macam, Pertama
tower tiga kaki diameter besi pipa 9 cm keatas, atau yang lebih dikenal
dengan nama Triangle, Tower ini juga mampu menampung banyak antenna dan
radio.
Kedua,
tower tiga kaki diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya
tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm.
Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter.
Ketinggian rata-rata adalah 40 meter.
Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1
stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka
makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage
membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower
minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin
kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower
bagian atas.
Tower
satu kaki
Dibagi 2 macam,
Pertama tower yang
terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm
s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole.
Tower Kedua lebih
cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat
disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung).
Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada
spanner.
Sekalipun masih mampu
menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk
penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil,
karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi
datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus
(searching).
Tower ini bisa
dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network
Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang,
serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari berbagai fakta yang muncul di
berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari
masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu
keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu
disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman
kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi
yang ditetapkan WHO.
Tower BTS
40 meter memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat dengan frekuensi 800
MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan standar yang
dikeluarkan WHO maximal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800
MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz).
Sedangkan
radiasi dari radio informatika/internet (2,4 GHz) hanya sekitar 3
watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO 9 watt/m2.
Radiasi ini makin lemah apabila tower
makin tinggi. Rata-rata tower seluler yang dibangun di Indonesia
memiliki ketinggian 70 meter.
Dengan
demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu
mengancam keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan
penerapan standar material, dan konstruksinya yang benar, serta
pewajiban perawatan tiap tahunnya.
Sumber : Kongalvin Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar