Intelejen adalah petugas-petugas khusus
yang terkait kepolisian yang bertugas untuk negara. Biasanya intelejen
bertugas untuk memata-matai atau melacak target. Targetnya seperti
aktivitas negara lain, aktivitas pelaku kriminal dll.
Saat ini, saya akan khusus mengungkapkan
kinerja intelejen terkini yang biasanya digunakan untuk melacak
keberadaan, memata-matai aktivitas dan menangkap target dari pelaku
kriminal.
Intelejen harus menjalin kerjasama
dengan beberapa pihak untuk melancarkan aksinya seperti dengan bank,
operator selular, internet service provider dll. Dengan surat tugas
resmi yang intelejen bawa, intelejen berhak untuk meminta beragam
informasi terkait target dari pihak-pihak tersebut.
Pada dasarnya, informasi-informasi
tersebut adalah privasi yang tidak boleh diberikan kepada siapapun
kecuali dalam kondisi ada permintaan dari pihak-pihak berwenang seperti
kepolisian.
Saya contohkan cara intelejen beraksi.
Ada seorang pelaku kriminal yang sedang diincar oleh kepolisian karena
termasuk daftar pencarian orang. Dia adalah seorang penipu yang biasa
melakukan transaksi penipuan jual beli handphone di internet.
Dia mempromosikannya di salah satu
website periklanan besar di Indonesia. Banyak korbannya adalah
orang-orang kaya yang banyak uangnya. Korban-korbannya melaporkan
masalah penipuan tersebut ke kepolisian bahkan mereka memberikan
sumbangan dana ke kepolisian yang otomatis membangkitkan semangat
kepolisian untuk segera menangkap pelaku penipuan tersebut.
Intelejen kepolisian memulai langkah
pelacakan pertamanya dengan cara menghubungi pihak website periklanan
online yang digunakan pelaku dan meminta ip adress yang digunakan pelaku
yang pasti tercatat oleh server milik website periklanan online
tersebut.
Ternyata pelaku cukup berpengalaman dan
menyamarkan ip adress yang ia gunakan menggunakan aplikasi khusus
berbayar dari luar negeri. Ip adress aslinya seharusnya di Indonesia
tapi ip adress yang tercatat ternyata malah di Inggris karena penyamaran
tersebut.
Namun pelaku tersebut lengah karena ia
tidak menyadari bahwa penyamaran ip adress itu tetaplah tak menghalangi
kinerja intelejen karena penyamaran itu hanya berhasil menyamarkan
external ip address tapi internal ip adress tetap tak berubah.
External ip adress adalah ip adress
layanan koneksi internet yang digunakan oleh pelaku. Sedangkan internal
ip adress adalah ip adress perangkat yang digunakan oleh pelaku bisa
notebook, netbook, smartphone ataupun tablet.
Pelaku ternyata menggunakan tablet untuk
melakukan aktivitas penipuannya. Intelejen mengetahui hal ini dari
internal ip address yang didapatkan bahkan intelejen mengetahui persis
merk juga tipe tablet yang digunakan pelaku. Hal ini disebabkan negara
mempunyai data seluruh internal ip adress perangkat yang beredar secara
resmi di Indonesia. Intelejen pun berhasil mendapatkan informasi di mana
tablet itu dulunya dijual dan dibeli oleh siapa.
Namun dengan perkembangan ini, intelejen
belum berhasil mendapatkan hasil akurat pelacakan sehingga intelejen
pun melakukan langkah berikutnya yaitu menghubungi seluruh operator
seluler atau internet service provider yang ada di Indonesia lalu
menanyakan apakah ada internal ip address tersebut terdaftar sebagai
pelanggan layanan mereka. Seluruh operator selular maupun internet
service provider mempunyai data lengkap internal ip adress seluruh
perangkat yang digunakan oleh para pelanggannya.
Intelejen berhasil mendapatkan informasi
akurat bahwa ternyata pelaku menggunakan layanan data internet dari
salah satu operator selular dan intelejen pun mendapatkan nomor seluler
yang digunakan oleh pelaku.
Dengan bantuan operator seluler,
intelejen bisa mengetahui dimana keberadaan pelaku. Lokasi bisa
didapatkan secara akurat bila pelaku mengaktifkan fitur teknologi gps di
tabletnya. Ternyata pelaku cukup pintar karena gps dimatikan olehnya.
Akhirnya yang bisa diketahui hanya lokasi pelaku berdasarkan bts
terdekat dengan pelaku.
Gps adalah alat yang tertanam di
perangkat canggih terkini yang bisa menentukan lokasi perangkat dengan
tepat. Bts adalah menara-menara pemancar sinyal seluler yang terhubung
ke seluruh perangkat yang digunakan para pelanggan yang berada di dalam
jangkauan area menara-menara tersebut.
Intelejen masih sulit nendapatkan lokasi
akurat pelaku karena temuannya hanya berdasarkan bts bukan gps namun
pelaku tetap mendapatkan lokasi area di daerah mana pelaku berada.
Karena hal ini, intelejen harus melakukan langkah selanjutnya yaitu
mencatat rekening bank yang digunakan oleh pelaku dan datang ke bank
untuk mendapatkan informasi terkait pelaku.
Pelaku cukup berpengalaman dan pintar
karena menggunakan rekening yang didaftarkan orang lain dengan ktp palsu
sehingga data-data yang ada pun tidak akurat. Tapi ini tak masalah bagi
pihak intelejen karena intelejen tetap bisa mendapatkan informasi
lokasi-lokasi atm yang digunakan pelaku untuk transaksi juga rekaman
cctv atm-atm tersebut untuk memastikan wajah pelaku. Cctv adalah kamera
khusus yang ditaruh di tempat-tempat tertentu yang digunakan untuk
aktivitas pengawasan termasuk di atm.
Pelaku ternyata menggunakan strategi
yang unik yaitu tidak transaksi di atm bank yang dia gunakan langsung
tapi dia menggunakan mesin atm milik bank lain yang bisa digunakan untuk
transaksi menggunakan atm yang pelaku gunakan itu yang kebetulan sesama
jaringan atm bersama. Karena sikap unik pelaku ini, intelejen beserta
pihak bank yang digunakan pelaku harus meminta bantuan pihak bank lain
yang memiliki mesin atm yang digunakan oleh pelaku untuk melihat rekaman
cctv untuk memastikan wajah pelaku.
Setelah langkah ini, langkah selanjutnya
adalah menggerakkan beberapa personil polisi untuk melakukan
penyergapan dan penangkapan terhadap pelaku di atm tempat pelaku
bertransaksi mengambil uang.
Pihak bank bisa dengan jelas memberikan
informasi akurat lokasi mesin atm yang digunakan pelaku. Cara
penyergapan sekaligus penangkapannya cukup sulit dan butuh kerja keras
polisi.
Pihak bank bersama kepolisian
mempelajari kebiasaan pelaku dalam bertransaksi yakni apakah pelaku
biasanya langsung mengambil uang setelah ada pemasukan atau tidak.
Ternyata pelaku seringkali langsung mengambil uang setelah ada
pemasukan.
Pihak bank bersama kepolisian dalam satu
hari memperhatikan aktivitas rekening bank pelaku khususnya dalam hal
pemasukan. Pada saat ada pemasukan uang ke rekening tersebut, pihak bank
bersama pelaku langsung konsen memperhatikan dimana lokasi atm yang
digunakan transaksi mengambil uang oleh pelaku.
Setelah mendapatkan lokasinya, polisi
yang sedang di bank menghubungi kantor polisi terdekat dari lokasi
pelaku sambil langsung memberikan data-data khususnya wajah pelaku.
Kemudian beberapa polisi dari kantor polisi terdekat itu pun bergerak
cepat ke atm yang dituju untuk melakukan penyergapan dan penangkapan.
Proses koordinasi dari saat lokasi atm
didapatkan hingga beberapa polisi sampai di ATM paling cepatnya adalah
sekitar 15 menit tergantung jarak antara kantor polisi dengan atm yang
dituju. Sebagai catatan, di setiap kantor polisi, ada polisi-polisi yang
selalu siaga 24 jam penuh untuk siap bergerak kapanpun dibutuhkan di
kala ada koordinasi.
Beberapa kali upaya penyergapan
sekaligus penangkapan gagal karena waktunya tak terkejar karena pelaku
keburu pergi dari lokasi sebelum polisi-polisi sampai di lokasi. Namun
akhirnya pelaku berhasil ditangkap karena pada saat itu pelaku terlalu
lama di atm karena banyak uang yang diambilnya.
Ini adalah salah satu contoh kinerja
intelejen kepolisian di Indonesia dalam mengintai pelaku kriminal.
Sebagai catatan saja, pelaku kriminal yang menggunakan perangkat dengan
layanan operator seluler walaupun gps-nya dimatikan, intelejen
kepolisian dengan mudah bisa mendapatkan lokasinya sekaligus
menangkapnya kalau pelaku sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan
seperti mall karena di setiap mall ada bts khusus milik operator selular
yang langsung menaungi pemancaran sinyal khusus untuk mall tersebut
sehingga intelejen bisa memastikan bahwa target sedang berada di mall
tersebut. Bila sudah mengetahui wajah target, polisi-polisi tinggal
menunggu target di pintu-pintu keluar mall untuk menyergap serta
menangkap pelaku.
Kesimpulannya, di tengah-tengah
perkembangan teknologi canggih saat ini, asalkan intelejen maupun
kepolisian serius serta optimal untuk melacak juga menangkap pelaku
kriminal manapun, sesungguhnya sangat mudah dan cepat untuk mendapatkan
targetnya. Tulisan ini saya buat dan muat untuk menjadi tambahan wawasan
untuk seluruh pembaca.
Bila ada pertanyaan terkait tulisan ini,
Anda bisa invite BBM saya di pin 313194C4 atau follow Twitter saya di
@AdityaNandiasa. Atau bisa juga Anda komunikasikan dengan saya melalui
fasilitas comment atau message yang disediakan oleh Kompasiana dengan
berteman dulu dengan saya juga di Kompasiana. Salam hangat untuk
seluruhnya.
sony-dsc-h300-hitam |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar